Selasa, 21 Agustus 2012

Kesaksian Zak Gariba



Image

Setiap bulan dilakukan kebaktian di Gereja Anglikan Raja Damai di dekat Pantai Wasaga. Yang memimpin kebaktian malam minggu adalah suami istri Zak dan Karen-Marie Gariba. Mereka berdua tinggal di Barrie.

Meskipun tampaknya kebaktian berlangsung biasa2 saja, kisah bagaimana Zak menjadi seorang pastor layak untuk disimak. Berbagai halangan dan pengalaman mengajarkan Zak bahwa Tuhan memang bekerja dengan cara2 yang misterius.

Zak berusia 44 tahun, dia lahir di negara Afrika Barat Nigeria dan dibesarkan di Ghana Barat, Afrika. Orang tuanya punya 6 anak laki dan karena suatu sebab dia dipilih untuk masuk sekolah Islam (madrasah). Orangtuanya mengambil keputusan bahwa Zak harus menjadi Imam. Ayahnya menerangkan bahwa di sekolah itu guru2 akan mengajarkannya bahasa Arab, mendalami Qur’an, memimpin jemaat Muslim beribadah, dll. Zak belajar di madrasah, dan pada waktu yang bersamaan juga belajar di sekolah biasa. Akhirnya pada usia 26 tahun, dia menjadi Imam di mesjid lokal. Selain jadi ketua umat Muslim, dia pun punya pekerjaan lain yakni pengawas data bidang pertanian di perusahaan internasional.
Zak berkata bahwa pada usia 27 tahun, perusahaan tersebut memperkerjakannya di Nigeria di tahun 1987. “Aku tiba di sana, bergabung dengan sebuah mesjid dan mulai berkenalan dengan para jemaat di sana,” katanya. Setahun kemudian Zak menjadi Imam di mesjid Nigeria tersebut. Persoalan muncul dari rekan2nya yang beragama Kristen yang disukainya dan mereka suka berdebat tentang isi Alkitab dan Qur’an. Suatu hari, seorang dari rekan2 ini memintanya untuk memberi tumpangan mobil untuk membawa mereka ke KKR (Kegiatan Kebangunan Rohani) Kristen di sebuah stadium. “Aku setuju saja. Tapi pada saat itu aku harus menjaga anak perempuan dari pemilik rumahku yang berusia 12 tahun. Anak ini lumpuh dari pinggang ke bawah. Dia berjalan menggunakan tongkat penopang (kruk)”, katanya. Zak ingat bahwa dia lupa sama sekali atas janjinya untuk menyupiri teman2nya sampai mereka tiba di rumahnya untuk minta diantar. Akhirnya teman2nya berkeputusan untuk membawa serta anak perempuan itu bersama mereka dan nantinya anak ini bisa pulang kembali bersama Zak. “Jadi aku menyupiri mereka ke stadium yang jaraknya sekitar 45 menit naik mobil. Setibanya di sana, aku tidak mendapat tempat parkir,” katanya. “Di Nigeria, orang tidak parkir mobil dengan teratur”, kata Zak. “Jadi aku terjepit diantara banyak mobil dan tidak ada yang dapat kulakukan karena semua orang sudah masuk stadium.”

Zak berkata bahwa setelah dia berpikir, akhrnya dia mengambil keputusan untuk berjalan bersama anak perempuan lumpuh itu ke bangku stadium terdekat. Ketika berjalan ke sana, anak perempuan itu bertopang pada tongkat2 penyanggahnya. Tapi satu tongkat kemudian patah sehingga dia bersandar ke tongkat satunya yang kemudian patah pula. Zak lalu menggendong anak perempuan itu. Di saat yang bersamaan, melalui pengeras suara yang tak jauh dari situ, keduanya bisa mendengar upacara penyembuhan Kristen yang sedang berlangsung di dalam stadium. Zak berkata bahwa yang kemudian terjadi adalah sesuatu yang tidak dapat dia lupakan. Kaki2 anak perempuan itu mulai bergerak dan dia minta diturunkan dari gendongan. “Di segala penjuru aku mendengar kata2 Yesus, Yesus, dan kemudian hal ini terjadi. Kukira tadinya ini adalah upacara sihir atau Voodoo”, katanya. Anak perempuan itu terus-menerus meminta Zak untuk menurunkannya agar dia bisa berjalan. “Aku tidak mau melakukannya sehingga dia akhirnya menggigitku”, katanya sambil menggulung lengan bajunya untuk menunjukkan bekas luka gigitan di tangannya.

Gigitan itu mengakibatkannya melepaskan anak perempuan itu dan tak lama kemudian, kata Zak, “Dia mulai berjalan. Sekarang akulah yang punya masalah. Aku pulang kembali bersama anak perempuan yang dapat berjalan. Masalah kedua adalah aku seorang Imam dan apa yang harus kukatakan kepada orangtua (Muslim) anak itu? Di malam itu, ibu anak perempuan itu jatuh pingsan sewaktu melihat anaknya berjalan.” Untungnya, keluarga itu tidak mempermasalahkan hal ini. “Masalahku yang terbesar terjadi ketika pada malam itu aku pergi ke mesjid. Kami sedang melafalkan doa dan aku berkata Yesus Kristus dari Nazareth dan suaraku menggema ke seluruh ruangan mesjid. Sampai hari ini aku tidak tahu mengapa aku menyebut nama itu karena aku sebelumnya tidak merencanakannya”. Meskipun begitu, hal itu menyebabkan diriku dipecat para pengurus mesjid. “Mereka ingin membunuhku, menyakitiku. Karena itu, aku melarikan diri ke satu desa ke desa lainnya dan tinggal di tempat2 kawan2 (Kristen) yang kukenal,” katanya. Masyarakat Muslim tidak hanya memecatnya dari jabatannya di mesjid, tapi juga mengambil pekerjaan sekulernya, mobilnya, dan apartemennya, katanya lagi. Ini adalah lingkungan masyarakat kecil sehingga mereka kenal satu sama lain. “Setiap orang tahu apa yang kuucapkan”, jelasnya. “Di mesjid kau tidak boleh meneriakkan kata ‘Yesus Kristus’ keras2.” Sewaktu tinggal bersama rekan Kristennya, Zak mulai bertanya tentang Yesus Kristus. “Aku ingin tahu siapa Yesus Kristus – itulah tujuanku. Aku ingin mencari kebenaran”, katanya. Tak lama kemudian di tahun itu, Zak memperoleh visa pelajar yang membuka kesempatan baginya untuk belajar di Kanada. Dia tiba di sana pada tanggal 4 Mei, 1987. “Kakak lakiku yang tertua tinggal di Kanada sehingga aku kemudian tinggal bersamanya”, katanya. Zak belajar tentang sumber daya manusia dan ilmu komputer di Ottawa Univesity. Kesibukan hidup di Amerika Utara menyebabkan dirinya lupa tentang hal Kristiani. Sepuluh tahun kemudian, di tanggal 23 Januari 1997, iman yang dulu dia cari dalam waktu singkat mulai kembali lagi dalam hidupnya. “Aku menyelesaikan pekerjaanku di sebuah perusahaan di Kanata di mana aku bekerja sebagai supervisor dan lalu pulang. Aku merasa letih dan lalu tertidur. Pada jam 3 pagi, aku mendengar ketukan di pintu di tempat tinggalku. Aku bangun untuk memeriksanya tapi tidak kutemukan siapapun”, katanya. Zak menceritakan bahwa ketukan itu terjadi beberapa kali tapi tatkala dia membuka pintu, dia tidak menemukan siapapun. Lalu aku mendengar suara yang berkata: “Sekalipun ayahmu dan ibumu meninggalkanmu, Aku akan bersamamu”. Mazmur 27:10. Suara itu berkata lagi: “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau”. Ini adalah kalimat dari Yeremia 1:5. Zak berkata bahwa mungkin Tuhan ingin memberitahunya agar dia menjadi seorang pastor. Akhirnya aku melamar ke 50 sekolah alkitab, tapi mereka semua menolakku, katanya. “Maka aku mulai membaca Alkitab dan mengunjungi gereja di Ottawa”, katanya lagi.

Akhirnya di tahun 2000, Zak berkata bahwa dia diterima di Toronto Airport Christian Fellowship Bible School. Di sekolah ini dia bertemu Karen-Marie dan keduanya lalu menikah di bulan Desember 2003 di negara asal Karen di Skotlandia. Di bulan April 2003, Zak mulai bekerja sebagai pastor di Gateway Harvest Fellowship di Barrie.

Ketika melihat kembali pengalaman masa lalunya, Zak berkata bahwa apa yang dia pelajari lebih dari segala hal adalah kasih. “Kau tidak bisa membeli kasih. Kau tidak bisa mempelajari kasih. Kasih berasal dari pengenalan atas Tuhan yang sebenarnya. Tuhan adalah kasih dan Dia memberikan kita kasih agar kita dapat mengasihi orang lain”, katanya. Sebagai Imam Muslim dahulu, Zak mengatakan bahwa dia tidak mengalami kasih seperti itu. “Aku dulu adalah orang yang keras hati. Aku bekerja keras untuk membuktikan siapa diriku dan mengusahakan upaya ke surga. Tapi Alkitab berkata bahwa surga itu ternyata gratis dan aku tidak perlu bekerja keras untuk memperolehnya”, katanya. Zak and Karen Marie's next worship service is at7 p.m. on April 16 [2005]. Prince of Peace Anglican Church is located at 565 Mosley Street. Mereka berkata siapapun boleh hadir. Mereka mengadakan upacara ibadah setelah bertemu dengan rektor gereja Rev. Jim Seagram di Toronto Airport Christian Fellowship Bible School. Zak berkata bahwa Seagram mengundang dia dan istrinya untuk bersaksi dan lalu berkhotbah setiap bulan. Ibadah yang mereka selenggarakan memberi kesempatan bagi umat Kristen untuk bersatu. “Kesatuan itu penting. Di dalam segala hal yang dilakukan Yesus Kristus, terpada suatu kesatuan. Tiada harapan tanpa kesatuan. Kau tidak bisa hidup dalam pernikahan tanpa adanya kesatuan. Kau tidak bisa punya gereja tanpa adanya kesatuan”, katanya. Kebaktian di Prince of Peace mengutamakan kegiatan pujian dan ibadah, doa dan penyembuhan.

“Kesaksian Dan Kisah Nyata Mantan Muslim Radikal Iran Reza F.Safa Masuk Kristen”


Reza Safa


Pada tanggal 11 September 2001, dunia mengalami suatu perubahan besar. Dalam alam spiritual, kuasa kegelapan telah mempermaklumkan suatu deklarasi baru menyangkut keberadaannya, tujuannya, dan ketetapan-ketetapannya. Dalam alam nyata dunia kita ini menghadapi suatu tantangan baru yang mengancam keberadaannya. Musuh yang terlihat tersebut bukanlah semacam paham filosofis, seperti umpamanya komunisme, tetapi merupakan suatu ideologi teologis yang sangat menakutkan yang sedikit banyak telah merasuki hati dari 1,2 milyar manusia di seluruh dunia.


Dalam arena politik, kompromi-kompromi yang dihasilkan sesungguhnya merupakan suatu ekses dari eksistensi sistem yang berlaku. Kebenaran bisa saja merupakan hal yang bersifat relatif, tergantung dari siapakah orang yang diuntungkannya. Contohnya, setelah peristiwa 11 September 2001, para politisi dan reporter surat kabar mendeklarasikan bahwa Islam adalah agama yang cinta damai dan bahwa kelompok-kelompok semacam al-Qaeda sesungguhnya hanyalah merupakan sekelompok orang-orang fanatik ekstrim yang tidak mewakili Islam yang sejati.


Sementara kalangan menanyakan atas dasar apakah pernyataan semacam itu dibuat ? Apakah para politisi dan reporter tersebut mengacu pada pendapat mereka sendiri tentang ajaran Islam dan kitab-kitab Hadis Nabi Besar Muhammad ? Atau apakah mereka mengacu pada ajaran Alquran sendiri ? Atau apakah mereka mengacu pada sejarah Islam yang telah berusia 1400 tahun ?


Di Amerika Serikat,  pengadilan kami berdasarkan pada fakta-fakta bukan pada desas-desus, emosi, perasaan, atau pendapat seseorang. Dengan kata lain kami sebagai anggota juri suatu pengadilan opini publik tidak dapat mendasarkan pernyataan kami mengenai intensi suatu agama yang tidak kami kenal semata-mata hanya atas dasar pernyataan para analis politik. Kami harus mempunyai fakta-fakta karena kehidupan jutaan manusia tergantung kepada pernyataan kami tersebut.


Jika Islam memang merupakan suatu agama yang cinta damai, mengapa Muhammad terlibat dalam 47 kali pertempuran ? Mengapa setiap kali melakukan kampanye agama umat Muslim selalu melibatkan pasukan bersenjata ; bukankah pasukan bersenjata tersebut bertugas membunuh kaum laki-laki dan wanita serta anak-anak yang tidak mau menundukkan diri kepada kepemimpinan Islam ?
Contoh-contoh diktator Muslim dalam jaman moderen ini adalah Saddam Hussein, Khomeini, Khadafi, Idi Amin, dll. Jika Islam adalah agama yang cinta damai, mengapa demikian banyak ayat-ayat dalam Alquran yang berbicara tentang pembunuhan terhadap orang-orang kafir dan orang-orang yang menolak Islam ?

Jika Islam adalah agama yang cinta damai, mengapa tidak ada satupun negara Islam yang mengijinkan adanya kebebasan beragama dan berbicara ? Jika Islam adalah agama yang cinta damai, siapakah yang memerintahkan ratusan kelompok Islam di seluruh dunia untuk melakukan kerusuhan-kerusuhan yang menakutkan dan pembunuhan atas orang-orang yang tidak berdosa demi nama Allah ?


Sejarah telah mencatat kenyataan yang tidak dapat disangkal lagi tentang apa yang telah diperbuat oleh Muhammad selama hidupnya dan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada umat Islam. Agama Islam yang diproklamirkan pada abad ke 7 oleh Muhammad merupakan sesuatu yang harus kita cermati karena Islam versi tersebut lebih bengis dan lebih tegar dari yang kita duga.
Kelaliman Islam abad ke 7 berlanjut sampai jatuhnya Kaisar Ottoman, setelah itu untuk sementara waktu dilupakan orang. Namun sejak berdirinya negara Israel pada tahun 1948, Islam versi abad ke 7 kembali bangkit. Ciri-ciri dan hakikat keIslaman tersebut terjelma dalam wujud revolusi Islam pimpinan Ayatollah Khomeini pada tahun 1978 di Iran. Dan sejak itu, orang-orang seperti Ghadafi dan Osama bin Laden telah menghembus-hembuskan citra Islam sebagai agama yang siap mencaplok dunia — Islam sejati telah bangkit kembali.


Kita harus mengetahui kebenaran sekalipun hal tersebut sangat ofensif. Mengetahui kebenaran merupakan satu-satunya cara efektif bagi kita untuk mempertahankan kebebasan dan perdamaian. Apabila tindakan kami memproses kebenaran tentang Islam telah menyebabkan banyak orang Muslim marah kepada kami, apakah kami harus berkompromi dengan mereka dan menghentikan tindakan kami dalam mengungkapkan kebenaran tentang Islam tersebut dengan tujuan semata-mata agar kami tidak menyandang predikat sebagai orang yang ofensif, ataukah kami harus melanjutkan terus usaha kami itu ?


Menurut pendapat saya, kami harus melanjutkan terus usaha itu karena kebohongan justru akan lebih memperparah keadaan. Apakah anda tetap akan menghentikan usaha anak anda minum racun sekalipun tindakan anda tersebut akan menyakiti perasaannya ?


Sudah pasti ! Jikalau demikian, apa salahnya kalau kita melakukan penelitian terhadap sejarah Islam, pengajaran Alquran, dan kehidupan Muhammad untuk mencari tahu apakah agama Islam memang seperti yang dinyatakan oleh para reporter dan politisi yaitu agama yang cinta damai atau apakah agama tersebut justru memang seperti apa yang dipraktekkan oleh Osama bin Laden.

Jika versi Osama bin Laden adalah Islam yang benar dan jika Islam versi bin Laden bangkit kembali, saya yakin orang-orang Amerika dan dunia Barat berhak mengetahui apa yang akan terjadi dengan mereka seiring dengan kebangkitan versi Islam tersebut dan bagaimana cara mereka untuk menanggulanginya.


Tantangan kami adalah bagaimana membicarakan kebenaran ini dengan penuh kasih. Tujuan kami bukan destruktif melainkan instruktif. Kami tidak perlu berteriak-teriak dalam kegelapan dan di hadapan orang-orang yang terikat oleh kegelapan itu, tetapi kami sebaiknya membukakan pintu dan membiarkan cahaya terang menyinari mereka. Don Richardson telah membuktikan semua hal itu di dalam buku ini. Saya berdoa semoga Tuhan mengutus lebih banyak orang seperti Don Richardson yang dapat membicarakan kebenaran dengan penuh kasih.


Kami harus mengetahui kebenaran. Kebenaran adalah jalan satu-satunya bagi kami untuk memperoleh kebebasan. Berjuta-juta orang Muslim di dunia merindukan kebebasan ini dan mereka tidak dapat dibebaskan kalau tidak ada banyak orang yang menyuarakan kebenaran itu dan mengekspos hakikat agama yang selama berabad-abad telah mencengkeram mereka dalam ketakutan dan terbelenggu.


Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran ituakan memerdekakan kamu (Yohanes 8 : 32).  


Soli Deo Gloria


Pastor Reza F. Safa:was a devout Shiite Muslim in the Islamic Republic of Iran. He left Iran in 1978, one year before the Islamic Revolution of Ayatollah Khomeini. After leaving Iran, Pastor Reza F. Safa heard the Gospel of Jesus Christ for the first time in Sweden from several Swedish missionaries. After several months, he dedicated his life to Christianity.


After his conversion to Christianity, Pastor Reza F. Safa founded The Harvesters World Outreach, a worldwide healing and evangelistic ministry. For the past 25 years, Pastor Safa has been holding pastors conferences and mass crusades in over 50 countries. These worldwide evangelistic meetings have reached hundreds of thousands of people in Africa, India, the former Soviet Union, Asia, and Eastern Europe for Christ Jesus.

Kesaksian mantan Dukun santet, Daud Tony


Nama saya Daud Tony, di antara lima bersaudara, laki semua, saya adalah anak nomor dua yang memiliki kelahiran Sabtu Pahing. Sabtu Pahing itu adalah weton Jawa, weton paling tinggi dan keramat. Karena itulah saya dipilih oleh kakek dan nenek saya untuk mewarisi ilmu mereka. Kebetulan saya waktu itu sakit juga, kejadiannya karena dianiaya oleh guru SD saya. Sama kakek, saya disembuhkan tapi dengan syarat saya harus jadi muridnya. Menjadi anak angkatnya dia langsung untuk menjadi pewaris ilmu terakhir. Karena kakek nenek buyut saya mengalami susah mati kalau ilmunya belum diturunkan.
Untuk mengalahkan rasa takut saya, saya ditunjukkan ilmunya dia, yaitu ilmu menghilang dan ilmu pindah tempat. Waktu saya lihat itu, saya kagum, “Wah, hebat juga nih. Kalau punya ilmu kaya gini, enak juga nih.” Akhirnya saya tertarik.
Untuk belajar ilmu itu saya harus lewati ujian, saya harus lewat kuburan dulu. Tempat gelap yang tidak ada unsur cahaya. Yang diajar mentalnya dulu, dia (kakek saya) hanya melihat dari jauh. Waktu saya disuruh melakukan itu, walau saya masih umur 9 tahun, saya ngga takut. Jadi waktu saya belajar ilmu itu, lihat setan sudah biasa. Karena temannya setan.
Untuk belajar ilmu itu saya harus melakukan berbagai ritual. Ritualnya itu ada yang tujuh hari tidak makan dan tidak minum, yang susah itu di hari pertama dan kedua. Tapi kalau hari pertama dan kedua sudah jadi, hari ketiga dan selanjutnya itu sudah gampang.
Pertama yang saya belajar itu aji tapak banyu, jadi ini ilmu mengambang di atas air. Tahap dasar ilmu ini adalah menyatu dengan alam, untuk bisa mempelajari ilmu selanjutnya harus bisa mempelajari ilmu yang pertama ini dulu.
Ada saat-saat tertentu saya dibawa keperbukitan, dan kegunung itu sudah pasti. Tujuh hari harus puasa mutih, dan kalau makan tidak boleh pakai tangan.
Tidak hanya dari kakek, saya juga belajar ilmu hitam dari nenek, yaitu membunuh dari jarak jauh. Ada ritual darah, yaitu dengan mengorbankan binatang. Waktu itu saya diberitahu, kalau tidak ingin melukai diri sendiri harus membunuh orang. Tapi saya tidak mau, jadi lebih baik saya melukai diri sendiri. Darah saya curahkan, dan darah itu dipersembahkan juga.
Untuk melengkapi itu dipasang susuk untuk kebal senjata. Waktu itu saya masih ingat, jarum emas sama tembaga.
Nenek saya bilang, “Kamu harus makan.”
“Gimana cara makannya nek?”
“Kamu yakin saja..”
Sejak kecilkan saya punya sugesti, saya yakin guru saya tidak akan mencelakakan saya. Waktu saya makan, tenggorokan saya sampai dada saya terasa sakit sekali. Dan tiba-tiba, jarum itu seperti berjalan mengikuti gerakan jari telunjuk guru saya. Karena ilmu santet saya, banyak orang yang datang minta bantuan saya. Terutama pejabat, untuk mengerjai pejabat yang lain. Tapi saya punya batas, tidak membunuh. Saya hanya membuat orang setengah mati saja, hidup tidak matipun tidak.
Waktu itu saya mempelajari ilmu terakhir, Pemengkang Jagat. Kalau saya pukul orang dalam jarak 50 meter, orang itu langsung mati. Itu ilmu santet tingkat tinggi. Ilmu itu punya pantangan tidak boleh menikah, tidak boleh menyentuh wanita, itulah yang paling berat. Ritualnya pun yang paling berat dari semua yang pernah saya jalani. Untuk mengusai ilmu itu butuh waktu beberapa bulan.

Tujuan saya belajar semua ilmu tersebut waktu itu cuma ingin jadi orang nomor satu saja, saya ingin jadi orang yang tanpa tanding. Tapi ketika guru saya meninggal dunia, saya mulai kehilangan arah. Saya ingin mencoba kesaktian saya, tapi saya tidak mau dengan orang biasa. Jadi mulai saat itu saya mulai pergi ke dukun-dukun untuk bertarung dengan mereka. Waktu itu diberbagai tempat di tanah Jawa ini saya kunjungi dan saya kalahkan dukun-dukun itu. Jika ditanya rasa takut, tentu itu ada. Pertama takut ada orang yang tahu kelemahan saya, yang kedua takut kutukan yang akan datang.
Hingga suatu hari saya dibujuk oleh saudara saya untuk mengikuti KKR. Yang berkotbah di KKR itu adalah Pendeta Gilbert. Dia berkata kalau orang Kristen tidak bisa disantet, tidak bisa dimantra-mantrai dan tidak bisa diguna-gunai. Jadi saya coba, saya santet saat itu juga, tapi tidak mempan. Tiba-tiba Pendeta Gilbert ngomong, “Bagi saudara-saudara yang memiliki jimat-jimat atau dukun sekalipun, maju ke depan. Kami undang untuk ke altar call.”
Saya bingung, altar call itu apa? Tak kira tempat adu ilmu. Ngga tahunya malah di doain. Tujuan saya itu untuk bertarung, bukan untuk di doain. Disitu saya tantang Gilbert bertarung.
“Saya tantang kamu bertarung..!”
”Besok pagi silahkan Anda datang kemari..”
Saya langsung pulang, dan malam hari itu saya susah tidur. Besok paginya saya datang jam delapan pagi, disana pendeta-pendeta sudah nungguin saya. Saya bertarung dengan Pendeta Gilbert bukan jarak jauh, jarak dekat satu meter, muka dengan muka. Seperti mukul langsung, bukan alam roh lagi.
Saya pukul, mental balik ke saya. Benteng pertahanan saya hancur, sampai keluar serbuk tembaga dan emas dari mulut saya. Bahkan waktu itu saya muntah darah, tapi Gilbert hanya bilang, “Halleluya.. Halleluya.. Halleluya..” sama bahasa roh gitu. Saya juga bingung, itu bahasa apa. Setiap saya pukul, mental..
Waktu itu, menjelang jam dua belas siang saya bilang sama dia, “Ini ilmu terakhir saya. Kalau saya kalah, saya berguru sama kamu. Kalau saya menang, kamu mati.”
Gilbert ngomong, “Silahkan.” Saya langsung rapal ilmu Mamengkang Jagat. Sekali pukul, batu berjarak 50 meter hancur. Saya konsentrasi baca mantranya, lalu saya buka mata. Saya lihat dari tubuh Pendeta Gilbert keluar cahaya terang. Disitu saya grogi, mau maju atau tidak. Lalu saya ingat pesan guru saya, “Nanti di usia delapan belas tahun, kamu akan melihat suatu cahaya terang. Inilah yang disebut Nur Cahyo.” Tapi saya ambil keputusan untuk maju, saya pukul tapi cahaya itu membuat saya terpental kira-kira 10 sampai 12 meter. Saya kalah, hilang ingatan selama setahun.
Waktu saya kalah itu, semuanya gelap. Tepat satu tahun, waktu itu tahun 1993 ada cahaya datang dan langsung masuk kepala saya. Saya sembuh seketika itu juga. Ada sebuah damai yang luar biasa di hati saya. Kemudian terdengar suara, “Akulah Alpha dan Omega, yang awal dan yang akhir. Raja yang adil dari timur. Aku adalah Aku, Akulah Yahwe. Lalu tiba-tiba cahaya itu berubah menjadi Yesus Kristus. Saya ngga bisa lihat wajahnya, hanya jubahnya dan suaranya yang berkata, “Akulah Yesus.” Disitulah saya bertobat.
Setelah saya sembuh, kebetulah Pendeta Gilbert ada di Solo, maka saya cari dia. Begitu bertemu, saya cerita tentang bertemu cahaya ini. Dia ceritakan tentang Yesus, dan memberitahu saya untuk sekolah Alkitab. Kemudian saya sekolah Alkitab selama tiga tahun, lulus dan melayani Tuhan sampai sekarang.
Dulu waktu belum bertobat, hidup saya tidak bisa tenang dan tidak pernah damai. Tapi setelah bertobat, hidup saya damai dan tahu tujuan hidup saya untuk apa. Setelah saya bertobat, saya tahu ada panggilan untuk saya melayani sehingga saya bisa menjadi berkat untuk banyak orang. Supaya banyak orang tidak tersesat seperti saya dulu sebelum bertobat.

KESAKSIAN NUR EMMAH

KESAKSIAN NUR EMMAH DARI PAMEKASAN 

Sebuah kisah sejati yang sangat dahsyat dan menyentuh hati.


Bagaimana Nuremmah harus melindungi dan menjaga keluarganya dari teror dan ancaman pembunuhan, setelah ia memutuskan mengikut jalan Kristus. Apalagi ia bersuamikan Tionghoa dan keluarganya pemeluk agama yang kuat. Tetapi wanita Madura kelahiran Madura 1 Desember 1965 ini tak pernah menyerah, baginya satu-satunya Juruselamat cuma Yesus. Seperti dituturkan jemaat GBIS Bunga Bakung Pamekasan ini kepada GLORIA.

Saya lahir dari sebuah keluarga Madura yang taat menjalankan perintah agama. Doktrin yang saya terima dari bapak begitu jelas. Saya boleh menikah dengan siapa saja, apapun rasnya, asal yang bersangkutan seiman dengan saya. Maka ketika hati saya tertambat pada seorang pria Tionghoa yang berbeda agama dengan saya, tiba-tiba saja sebuah masalah besar menghadang di depan mata. Apalagi sebagai wanita yang masih sangat muda waktu itu, saya lebih menuruti kata hati dan perasaan. Ya, perasaan yang tengah tumbuh subur oleh cinta. Sebenarnya sebagai anak yang berbakti, saya tak hendak menentang kehendak orangtua. Tapi yang satu ini, dorongan hatiku agaknya lebih kuat dari berbagai larangan maupun resiko paling buruk yang mesti kuhadapi. Maka mesti ditentang disana-sini, kadang juga diancam, aku pantang mundur untuk memadu cinta dengannya.

Tetapi kekangan dan tekanan keluarga rupanya jauh lebih kuat. Keinginan orang tua kami cuma satu: kalau aku hendak menikah dengan pacarku, maka dia yang tidak seiman dengan kami mesti memeluk kepercayaan yang kami anut. Mungkin demi kasihnya yang begitu besar kepadaku, dia pacarku, akhirnya menuruti kemauan orang tuaku. Begitulah, setelah semua persyaratan yang diajukan bapak dipenuhi, kamipun menikah pada 27 Juli 1985, tepat pada hari ulang tahun pacar saya. Tak lama kemudian buah hati pertama kami lahir, kami beri nama Nova. Ia cantik dan pintar.

Lalu menyusul adiknya, Agnes. Nah saat Agnes berusia 2 tahun, tepatnya pada 1989, saya mengalami mimpi aneh. Dalam mimpi itu seakan-akan saya berada di padang pasir yang tandus dan panas. Rasa haus menyiksa kerongkongan.
Sepi, tak seorangpun ada di sana. Jeritan minta tolong seperti lenyap disapu angin padang pasir. Tiba-tiba dalam mimpi itu, saya seperti melihat kilat. Bersamaan dengan itu muncul sesosok laki-laki berambut panjang dan berjubah. Di bagian belakang jubahnya terlihat warna biru langit yang segar. Sayapun melambaikan tangan kearahnya, berharap pertolongan. Mendadak orang itu berkata, "Saat ini kamu sedang diambang kematian. Jika ingin selamat, kamu harus percaya kepada-Ku. Karena jalan keselamatan, hanya ada didalam-Ku. Akulah Tuhanmu. Apakah kamu masih belum percaya? Akulah jalan kebenaran hidup. Barangsiapa percaya kepadaKu, maka ia akan selamat. Ikutlah padaKu ..!"

Saya kontan terbangun. Anehnya keadaan kamar saya waktu itu ikut terang benderang. Padahal lampu penerangan di kamar saya hanya 15 watt. Saya jadi tercenung, mengenangkan semua mimpi yang baru terjadi. Saya ingat dengan jelas wajah laki-laki berjubah yang menemui saya di dalam mimpi itu.
Ah, benar! Wajahnya itu kerap dibawa suami saya dari Surabaya, enam tahun silam. Ketika itu suami saya membawa gambar Yesus dan sebuah Alkitab. Melihat semua itu emosi saya jadi terbakar, gambar Yesus saya injak-injak dan saya sobek. Dengan penuh kemarahan saya berkata kepada suami saya, "Saat ini juga kita cerai....!" Mungkin takut atau tak ingin ribut-ribut, sejak itu suami saya tak pernah lagi membawa gambar Yesus ke rumah.

Demikian pula dengan Alkitab, saya tak pernah melihatnya untuk yang kedua kali. Kendati begitu mimpi di padang pasir terus mengusik pikiran saya. Sampai kira-kira sebulan kemudian, saya bertengkar hebat dengan suami. Jujur mesti saya akui kalau suami saya sangat baik dan sabar.
Jika terjadi pertengkaran di antara kami, ia memilih mengalah atau menghindar. Saya sendiri aduh ..... acapkali kesetanan.

Dengan kedua tangan saya mencekiknya. Sesudah itu saya berendam di kamar mandi hingga berjam-jam. Begitu juga yang terjadi malam itu, usai bertengkar dengan suami, saya langsung masuk ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam. Takut terjadi sesuatu dengan saya, suami mencoba menggedor-gedor pintu. "Kalau kamu marah, jangan begitu. Itu namanya menyiksa diri. Lebih baik kau pukul saja aku .... biar lega", bujuk suami saya.

Mendengar kata-katanya yang begitu sejuk, kemarahan saya akhirnya mencair. Tiba-tiba muncul perasaan iba kepadanya. Keluar dari kamar mandi, saya langsung membaringkan tubuh ke atas tempat tidur. Malam itu suhu tubuh saya meninggi dan mendekati tengah malam saya mengalami kejang-kejang. Suami saya kebingungan melihat kondisi saya. Dipanggilnya seluruh keluarga, termasuk tante-tante saya. Lalu dibacakan doa-doa untuk saya. Tapi keadaan saya makin memburuk. Perut saya mengeras, dan bibir saya terlihat biru. Samar-samar terdengar suami saya berkata, "Ma, kami semua mencintai mama. Aku dan juga anak-anak, sangat sayang pada mama. Apakah mama tidak ingin sembuh, tidak ingin hidup dan mendampingi kami lagi?
Tolong ma, bertahanlah. Cobalah mama mengumpulkan semangat. Sebutlah nama Yesus!"

Saat itu saya merasakan segalanya hampir berakhir. Tapi hati kecil saya belum rela meninggalkan anak-anak dan suami. Dan dalam himpitan demikian, sayapun menyebut nama yang disarankan suami saya. Yesus! Bahkan dengan cara berdoa semampu saya, saya minta tolong Yesus untuk disembuhkan. Lalu perlahan-lahan saya merasakan seluruh syaraf saya mengendur. Saya tidak tegang lagi. Saya bisa melihat dengan sempurna. Saya melihat suami saya tersenyum dan memanggil saya.

Sebuah panggilan yang lembut dan mesra. Kendati begitu saya belum juga mau bertobat. Dan malamnya, saya bermimpi lagi.
Dalam mimpi itu seolah-olah saya hendak tenggelam di laut. Lalu tiba-tiba muncul sesosok wajah seperti dalam mimpi yang dulu. Wajah Yesus. "Kamu masih belum percaya kepada-Ku? Akulah Tuhanmu, Akulah jalan, kebenaran dan hidup", katanya. Sayapun mengangguk.

Lalu saya diangkat-Nya. Keesokan harinya saya mulai membuka Alkitab yang disembunyikan suami saya. Ketika pertama membuka, saya temukan bunyi kalimat : "Akulah Tuhanmu. Akulah jalan, kebenaran dan hidup". Pembaca yang seiman, meski dengan sembunyi-sembunyi saya tahu kalau selama ini suami saya ternyata masih rajin ke gereja. Agar kepergiannya tidak saya ketahui, biasanya ia ke gereja dengan menyamar, hanya mengenakan sandal jepit, kaus oblong dan Alkitab kecil diselipkan di dalam saku.

Agaknya ia takut ketahuan keluarga saya. Mula-mula saya kerap berkata Alkitab itu najis.
Tapi waktu itu saya buka, saya mendapat firman itu lagi. Saya bilang, "Ya Tuhan, kok saya memperoleh ayat itu lagi?". Saya tutup Alkitab itu dan besoknya saya buka kembali. Namun lagi-lagi ayat itu yang saya temukan. Saya sampai berpikir waktu itu, "Kok ayatnya ini semua? Apa tidak ada bacaan lain?" Padahal Alkitab Perjanjian Baru itu tebal. Saya jadi penasaran, dan akhirnya mulai membukanya dari yang pertama.

Sejak saat itu saya jadi tekun mendalami Alkitab. Tapi gengsi saya masih menggunung. Malu diketahui suami, semua itu saya lakukan dengan sembunyi-sembunyi. Saya mulai membanding-bandingkan mana ajaran yang paling benar. Saya bahkan pernah baca dua kitab suci sekaligus dan mencoba membandingkannya. Roh Tuhan rupanya bekerja dalam jiwa saya. Setelah sadar bahwa Alkitab merupakan kebenaran Firman Allah, maka saya mencoba berkata kepada-Nya: "Tuhan, saatnya saya bertobat dan berlutut di hadapan Engkau". Ya, sejak itu Tuhan mulai berkarya dalam hidup saya. Saya berani bilang pada suami, "Kamu boleh ke gereja, tapi pakai sandal jepit dan jangan sampai kelihatan tetangga".

Tetapi seperti pepatah "Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga", begitulah yang terjadi pada kami. Aktifitas kami berdua ke gereja akhirnya ketahuan juga. Sejak itulah keluarga kami mulai mengalami masa penganiayaan. Tiga tahun kami mengalami pergulatan yang menyesakkan. Bahkan dua anak saya, pernah diancam akan dimasukkan ke sumur. Setiap pagi saat saya membuka toko, di depan toko saya temukan banyak kotoran manusia terserak dimana-mana. Bahkan di atas kotoran itu pernah ditancapkan sebuah salib dan diberi komentar "Lihatlah Tuhanmu lagi tidur". Atau "Seperti inilah Tuhanmu".

Polisi agaknya melihat kami sedang diteror dan diancam, karena itu mereka mulai menjaga toko kami. Kami sendiri sudah pasrah, dan hanya menggantungkan semua perkara kepada Tuhan. Puncaknya rumah kami pernah dikepung dan hendak dibakar massa. Akan halnya bapak, beliau yang begitu benci kepada saya pernah mengizinkan orang-orang untuk menghabisi kami semua. Begitu juga dengan tante-tante, mereka bahkan pernah bilang pada bapak, "Lebih baik nggak punya anak dari pada kamu punya anak menjadi kafir". Yang lebih tragis, sejak itu toko saya menjadi sepi. Paling banyak saya hanya mendapat pemasukan Rp. 2 ribu sehari.

Ketika anak ketiga kami lahir, ia tak pernah merasakan bermain dengan anak-anak sebayanya di kampung. Mereka ditolak masuk kampung. Bukan itu saja, anak-anak juga dicemooh, dikatakan , "Kristen ...Kristen". Sudah tak terhitung paha anak saya disulut rokok. Atau rambutnya dipangkas tak beraturan. Sejak itu saya melarang anak-anak keluar rumah. Ajaibnya, meski keluarga kami mengalami tekanan yang begitu dahsyat, ternyata diam-diam adik saya mengikuti jejak kami. Prosesnya nyaris sama, yakni setelah ia diselamatkan Tuhan dari sakitnya. Tetapi sejak mengikuti jalan Kristus ia harus membayar dengan mahal, penganiayaan yang dialaminya lebih berat. Suatu hari adik saya bahkan hendak dibunuh. Pedang dan clurit sudah melingkar di tubuhnya. Saya yang mendengar laporan itu lalu berkata pada suami, "Pa, jika aku mati, aku rela karena kematianku demi Yesus. Aku titip anak-anak padamu. Sekarang, aku harus berangkat menolong dan menyelamatkan adikku".

Ketika saya berangkat air mata bercucuran membasahi pipi. Di tengah perjalanan mulut saya tak pernah lepas sedetikpun dari doa. Begitu saya sampai di lokasi tempat adik saya hendak dihabisi, orang-orang tercengang melihat saya. Sebab dari mulut saya terus meluncur doa yang saya kutip dari dua kitab suci sekaligus. Dan meski hati ini tergetar melihat tubuh adik saya basah kuyup oleh minyak tanah, mulut saya tetap melantunkan doa-doa pada Yesus.

Tuhan yang penuh kasih itu menjamah kami dengan hangat. Adik saya dilepas massa. Dan kamipun berangkulan. Lalu kepada adik, saya minta dia untuk tinggal di rumah kami. Saya telah membuktikan kekuatan Yesus. Oleh karena itu saya tidak takut mati karena Yesus. Saya tidak takut mati demi Yesus.

"Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia"  (Yakobus 1 : 12)

Kesaksian Fatimah yang sudah mendapatkan Kebenaran dan keselamatan di dalam dirinya dan kebenaran itu hanya di dalam TUHAN YESUS KRISTUS (Isa Almasih)





Inilah kesaksian Fatimah :

Saya mempunyai kerinduan untuk bersaksi kepada orang-orang bahwa saya telah meninggalkan Islam. Tetapi hal itu masih sulit untuk saya lakukan. Itulah sebabnya saya mencoba membagikan kesaksian saya melalui tulisan ini.

- Sesuatu Terjadi Pada Hidup Saya Ketika Saya berusia 30 tahun,
Saya tinggal di negara Islam. Lahir di keluarga Islam dan dikelilingi orang-orang Islam. Selama tiga puluh tahun saya hidup bahagia sebagai orang Islam dan menjalankan agama saya dengan sungguh-sungguh. Walaupun saya tidak perlu mempelajari sejarah Islam, tapi saya tetap melakukannya. Itulah awal yang mengubah iman Islam saya. Saya membutuhkan waktu sembilan tahun untuk menyadari bahwa agama Islam tidak mungkin berasal dari Allah.

- Membaca Al-Quran, Hadits dan Sejarah Islam Mengecewakan Saya,
Pencarian tentang kebenaran, saya mulai ketika pertama kali saya mengetahui tentang keabsahan untuk menyerang dan perbudakan dalam Islam. Saya mulai membaca ulang Al-Quran – kali ini dalam bahasa Arab dan Inggris. Saya ingin tahu apa yang benar-benar diijinkan dan dilarang Allah.
Saya membaca Al-Quran berulang kali. Juga membaca hadits dan tafsiran serta biografi Muhammad. Saya sungguh kecewa. Semakin saya membaca, semakin saya menjauh dari Islam. Akhirnya saya berdoa dengan taqwa. Berseru di atas sajadah, memohon agar Allah memberi petunjuk kepada saya. Pada titik ini, saya masih percaya Al-Quran berasal dari Allah.

- Sulit Menjadi Seorang Muslim yang Baik Karena Ritualnya Ruwet,
Saya berdoa dan berpuasa, namun sholat tidak pernah menenangkan diri saya. Saya tidak lagi menikmati Ramadhan. Saya tahu bahwa sholat itu sangat menenangkan jiwa bagi banyak orang Muslim. Mereka juga sangat menikmati Ramadhan. Semua baik bagi mereka.
Saya juga mengenal seorang Muslim yang berpendapat bahwa Islam tidak semudah yang dikatakan orang. Ritual Agama Islam ruwet sekali. Beberapa ritual bisa membuat orang frustrasi. Seperti, jika kita buang angin maka pembersihan diri (wudhu) semuanya batal, dan harus diulangi lagi. Jika kita buang angin waktu sholat, wudhu dan sholatnya harus diulang dari awal. Bagi yang sudah menikah, selesai bersetubuh, harus mandi sesegera mungkin. Jika tidak, dianggap tidak “bersih” untuk sholat berikutnya. Mandipun ada ritualnya tersendiri.
Perempuan yang sedang menstruasi bahkan tidak boleh menyentuh Al-Quran. Dalam budaya Ortodoks, seperti umumnya budaya Islam, perempuan tersebut tidak boleh membiarkan saudara-saudara lelaki dan ayahnya tahu bahwa dia sedang menstruasi. Bahkan ketika dia tidak berpuasa (di bulan Ramadan), dia harus tetap bangun jam empat pagi untuk sahur. Dengan demikian kaum pria di keluarganya tidak tahu kalau dia sedang menstruasi.





- Saya Tidak Tertarik Menjalankan Ibadah Naik Haji,
Saya terus berdoa, berpuasa dan berzakat. Tapi satu hal yang tidak ingin saya lakukan adalah pergi naik Haji. Saya pernah ikut Umrah, walaupun tidak terlalu menyenangkan. Saya tidak menyangkal bahwa perasaan saya sangat senang ketika akhirnya bisa melihat dan menyentuh Ka'bah. Ini impian setiap orang Muslim. Namun saya menemukan hampir semua ritual Umrah sia-sia dan aneh. Bahkan sebagai anak muda, saya tidak mengerti mengapa kita harus mengelilingi Ka’bah tujuh kali. Mengapa kita harus saling dorong hanya untuk mencium sebuah batu yang penuh dengan kuman dari setiap orang.

- Ibadah Naik Haji Menakutkan Saya,
Ibadah Naik Haji selalu menakutkan saya. Seorang kerabat jauh saya ikut terbakar pada kejadian kebakaran tahun 1997. Dua tahun kemudian dia meninggal karena komplikasi. Tahun 2003 teman saya meninggal karena terinjak-injak ketika naik Haji. Kecelakaan memang bisa terjadi di mana dan kapan saja. Tapi ketika naik Haji, kita berangkat untuk beribadah kepada allah swt dan berharap pengalaman tersebut, atau paling tidak ibadah kita, akan diberkati - bukan terpanggang atau terinjak sampai mati.

- Mengapa allah swt Membunuh Orang yang Menyembahnya,
Selama bertahun-tahun, ada satu pemikiran yang terus mengganggu saya: Mengapa allah swt membunuh orang-orang yang menyembahnya? Mengapa ia begitu kejam jika mereka melakukan hal yang benar? Perhatikanlah jumlah musibah saat naik Haji dari tahun 1970-an sampai tahun 2009: Ada tujuh musibah akibat saling dorong/injak, tiga kejadian kekerasan, dua kebakaran, dan satu hotel tempat tinggal para peserta haji runtuh. Saya pikir, bukankah ini merupakan pertanda bahwa ada yang tidak benar tentang ibadah naik Haji?
Ketika orang-orang Hindu terinjak-injak sampai mati saat mereka ziarah, dengan cepat orang Muslim menyimpulkan itu adalah kutukan dari Allah karena mereka menyembah berhala. Namun, ketika orang Muslim mati hampir dua tahun sekali dalam musibah terinjak-injak saat melempar batu ke Ka'bah, yang kelihatan seperti menara penyembah berhala, mereka dipuji sebagai martir, seperti orang yang mati syahid. Sungguh, saya masih tidak mengerti hal ini.

- Titik Balik Iman Kepercayaan saya dalam Islam,
Titik balik saya beralih dari Islam terjadi di suatu musim panas. Saya membaca bagaimana Muhammad suka kerasukan bila dia menerima wahyu. Nenek dari ayah saya punya keahlian untuk menangkap jin. Dia melakukan ini untuk mengetahui tentang masa depan. Dia ingin hidup senang setelah suaminya tiba-tiba meninggal. Rupanya nenek saya telah menundukkan seorang hantu atau jin. Jin ini berumur ratusan tahun dan berasal dari Persia kuno.

- Jin Berbicara kepada Nenek Saya,
Ketika nenek saya memanggil jin, tubuhnya menjadi kaku. Dia banyak berkeringat dan menjadi kerasukan. Bibirnya bergerak dengan cepat dan sulit sekali untuk mengerti apa yang dia ucapkan. Mereka cuma bisa mendengar suara sayup-sayup seorang lelaki berbicara dalam bahasa asing. Ayah saya teringat suara itu seperti “seorang binatang besar yang sedang mengorok.” Lalu nenek saya mulai menulis beberapa kalimat tanpa henti.
Ketika kuasa supranatural ini pergi, nenek saya ambruk. Tenaganya tersedot habis. Tulisan dia, walaupun kadang berantakan, seringkali dalam bahasa Arab yang sempurna. Tulisan ini selalu menyediakan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada roh itu. Roh itu dapat memberitahu apa yang pernah terjadi di masa lalu, dan seringkali akurat. Dia juga dapat memberitahu tentang masa depan, bahkan meramalkan kapan nenek saya akan meninggal.

- Muhammad Memiliki Jin yang Menolong Dia,
Saya belajar tentang pengalaman-pengalaman Muhammad dengan jin. Saya jadi terdorong untuk melihat persamaan atas kondisi fisik Muhammad ketika dia menyatakan diri menerima wahyu dengan kondisi fisik nenek saya ketika roh berbicara melalui dia. Dalam kedua kasus tersebut, memang ada yang dinyatakan/diwahyukan, tetapi ini bukan Allah yang berbicara melalui malaikat-malaikat.
Saya berpikir: malaikat-malaikat berbicara kepada semua nabi dan bahkan kadang kepada wanita, tetapi mereka tidak pernah kerasukan. Bahkan ketika berhadapan dengan setan mereka tidak berkeringat dan ambruk. Para nabi punya kuasa mengalahkan roh-roh seperti itu.
Lalu saya membaca satu hadits dimana muhammad mengatakan bahwa ada jinn (qareen; constant companion) beserta dia. Muhammad menekankan, bahwa dengan pertolongan allah swt, ia sudah menguasai jin-nya. Dalam hadits itu Muhammad mengatakan jin tersebut sudah menjadi Muslim. (Lihatlah Sahih Muslim: Kitab 39, Hadits 6759)

- Saya Terus Mempelajari Agama Islam Lebih Mendalam Lagi,
Saya terus mempelajari agama Islam lebih mendalam lagi. Ketika saya mempunyai beberapa pertanyaan, orang lain mengatakan bahwa saya sedang mengundang Setan untuk berbisik kepada saya. Mereka menyarankan saya untuk tidak terlalu banyak membaca. Kebanyakan orang Islam tidak mengerti agama mereka secara rinci. Mereka tidak ingin mengerti supaya pikiran mereka menjadi tenang.
Orang-orang yang dekat dengan saya terus menjelaskan bahwa saya tidak melakukan sesuatu yang salah. Mereka tahu bahwa saya menyembah satu Tuhan. Saya berdoa lebih banyak dalam sehari daripada orang lain dari agama apa pun. Saya tidak menipu, berbohong atau mencuri. Saya tidak menindas siapa pun. Apa lagi yang saya mau? Oleh karenanya saya mulai mencari Kebenaran secara diam-diam.

- Saya Mengucapkan Shalawat Terus-menerus Untuk Nabi Saya yaitu muhammad,


Saya menyembah satu allah swt lima kali sehari, tetapi ritual sangatlah melelahkan. Sebanyak lima kali sehari, Adzan menegaskan bahwa muhammad adalah nabi allah swt. Setelah setiap Adzan selesai, saya dianjurkan berdoa memohon agar muhammad diberkati.
Saya harus meminta kepada allah swt agar Muhammad diberikan tempat yang terbaik di Surga, kedudukan yang lebih tinggi dari siapa pun. Dengan demikian Muhammad bisa bersyafaat seperti yang dijanjikan allah swt! Lima kali sehari saya duduk di karpet sembahyang dalam bagian Tasyahud. Hampir setengah dari sholat saya adalah untuk memberkati Muhammad dan ummahnya. Nabi mana yang pernah mengajarkan bangsanya untuk memberkati dia tanpa henti-hentinya setiap hari? Saya bisa merasakan ketakutan muhammad yang tersembunyi di sini.

- Pertanyaan Berapa Jumlah Ayat di Al-Quran Mengejutkan Saya,
Iman kepercayaan saya dalam agama Islam sedang rapuh sekali. Saya menunggu Allah untuk menunjukkan saya satu tanda akhir. Tanda itu datang dalam bentuk diskusi tentang agama Islam yang saya hadiri. Pembicara sedang menjelaskan tentang Al-Quran.
Salah seorang peserta bertanya, ada berapa jumlah ayat di Al-Quran. Ada kesimpang siuran tentang berapa jumlah ayat yang pasti. Pembicara mengatakan bahwa sesungguhnya tidak ada yang tahu pasti. Jumlah ayat diperdebatkan karena para ahli berbeda-beda pendapat tentang di mana ayat-ayat tertentu berakhir. Juga terdapat perbedaan pendapat tentang apakah beberapa ayat tertentu sebenarnya satu ayat atau lebih. Menurut versi mutakhir ada 6.236 ayat tanpa bismillah dan 6.349 ayat termasuk bismillah. Tetapi ada beberapa ahli yang melihat himpunan ayat-ayat yang tertua. Mereka percaya bahwa jumlah ayat yang benar berikut bismillah adalah 6.666!
Pembicara itu belum juga selesai berbicara ketika bulu kuduk saya berdiri! Saya keluar dari gedung itu. Di rumah, saya banyak menghabiskan waktu mencari informasi di internet tentang Anti-Kristus. Apa yang saya temukan sangatlah penting.

- 666 adalah Nomor untuk Anti-Kristus,
Di bawah ini adalah beberapa ayat tentang 666:
Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam. (Injil, Kitab Wahyu 13:8)
Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya . . . . Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya [666] pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus [Isa Al-Masih] untuk masa seribu tahun. (Injil, Kitab Wahyu 20:4)

- Saya Meninggalkan Agama Islam,
Al-Quran menuntut seorang Muslim untuk taat pada Allah dan pada Muhammad. Mereka harus memberkati Muhammad setiap hari. Ada banyak hadits yang mengajarkan bahwa Muhammad hanyalah manusia biasa. Tetapi ada banyak hadits lain yang menyuruh orang Muslim untuk menaruh seluruh kepercayaannya kepada Muhammad.
Orang Muslim harus bersumpah setia kepada Muhammad, memberkati dia, dan meminta perantaraannya pada hari kiamat. Hadits ini mengajarkan bahwa ketika “semua nabi dari Adam sampai Isa” gagal untuk menjadi perantara, Muhammad akan berbicara dari ‘Makam Mahmud’ (posisi yang ditinggikan). Dia akan menjadi perantara bagi para pengikutnya. Dengan mengetahui fakta ini dan yang lainnya, saya tidak bisa lagi terus menjadi orang Muslim.

- Nabi dari Allah Mestinya Mengubah Masyarakat,
Seorang nabi datang untuk mengubah keadaan yang jahat dan mereformasi (mengubah) masyarakat. Ada yang mengatakan bahwa serangan, poligami, pernikahan anak yang masih kecil, perbudakan, dan isteri yang dipukuli merupakan adat kebiasaan kuno di Arab. Islam mengijinkan semua ini untuk diteruskan tetapi mencoba untuk mengontrolnya. Tetapi Islam tidak mengubahnya. Ini hanya menunjukkan bahwa apa yang seharusnya dilakukan tidak dilakukan oleh Muhammad.
Jika guru saya ingin saya menulis dengan ballpoint, maka dia tidak boleh menggunakan pensil. Dia seharusnya menjadi teladan yang baik dengan menggunakan ballpoint juga. Dia tidak boleh menyatakan bahwa dia boleh melakukan apa saja seturut kehendaknya hanya karena dia adalah guru.
Dengan melakukan tindakan seperti itu dalam kebiasaan dia dan di dalam Al-Quran, Muhammad salah. Dia mungkin mencoba untuk membuat garis batasan. Namun demikian dia juga mendukung kebiasaan-kebiasaan jahat ini di dalam prosesnya. Apakah dia pikir kebiasaan-kebiasaan ini lama kelamaan akan berakhir, seperti yang dikatakan orang Muslim?

- Pesan TUHAN YESUS Kristus (Isa Almasih) adalah Terbaik dan Paling Damai,
Inilah perasaan saya tentang agama dimana saya dilahirkan kembali. Tetapi saya tidak secara buta menjadi orang Kristen. Saya mempelajari agama-agama lainnya dan membuat keputusan. Saya tidak setuju dengan beberapa orang Kristen dan kebiasaan-kebiasaan mereka.
Namun demikian pesan TUHAN YESUS (Isa Al-Masih) memang adalah yang terbaik dan paling damai. Dia yang dapat membawa perubahan melalui kasih. Tidak ada yang dapat menandingi Kasih TUHAN YESUS (Isa Al-Masih), sang Juru Selamat. Dia tidak memerlukan pujian dari saya karena tindakan Dia masih terus berbicara dengan kuat. Dia tidak perlu berkat dari saya karena Dialah yang memberikan berkat. Tuhan sungguh adalah Gembalaku.

- Orang yang Mengasihi Saya Mendukung Kepercayaan Baru Saya,
Saya terus membaca Alkitab setiap hari dan mempelajari agama Kristen. Saya akui bahwa orang-orang yang mengasihi saya sangat mendukung saya walaupun mereka belum menjadi orang Kristen. Mereka tahu dan menghargai bagaimana Isa Al-Masih telah membawa damai sejahtera ke dalam hidup saya. Saya tidak lagi bergadang sepanjang malam untuk terus menerus membaca ulang Al-Quran dengan perasaan ngeri dan tidak percaya. Saya tidak lagi merasa pahit tentang pengajaran Muhammad karena saya menemukan penghiburan di dalam perkataan Isa Al-Masih. Firman-Nya dengan lembut memberi peringatan kepada kita. Firman-Nya membuat kita rendah hati dan menjadi manusia yang baik hati.

- Saya Dapat Mengenal Sang Juruselamat yaitu TUHAN YESUS(Isa Almasih),


Sekarang saya sungguh percaya bahwa jika anda dengan segenap hati mencari kebenaran dan membuka hati serta pikiran Anda,TUHAN YESUS (Isa Al-Masih) akan menemukan Anda karena Dia berjanji - “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; Carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (Injil, Rasul Besar Matius 7:7).




Sekian dari Kesaksian Fatimah ini..


semoga bermanfaat yaaa kesaksian ini...

tulisan catatan ini untuk semua agama , semua golongan dan semua umur....ok..


Haleluya...
Praise to the LORD JESUS,

LORD JESUS bless you all...